Pages

2.12.2016

Rinai Hujan

Tersipu pada rinai hujan malam ini.
Buliran lembutnya tak henti menyisir jalanan,
tepat di depanku.

Teringat waktu itu,
kala kita berteduh di pinggiran kios
ya, kios bunga itu,
membuat kita membisu.

Entah apa yang ada dibenakmu,
Engkau terpaku, begitu pun aku.

Kita hanya berbagi senyum,
Hingga malam menjemput,
dan,
buliran hujan berhenti.

Elmiftah
Surabaya, 4 Juni 2011

hening

dalam hening,
kulihat arti;
tersembunyi
dipojok labirin relung hati.

dalam sunyi,
kulihat arti;
bahwa engkau
yang terpatri di hati.

dalam gulita,
kulihat cahaya;
pada indah bola mata
bergelayut asa.

3.06.2008

auramu

dari kejauhan,
semilir auramu lembut menyapa.
seolah membiusku,
'tuk terpaku pada ronamu.

detak nadi tak beratur tiba-tiba,
'tuk harap hadirmu di sini

---
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

tanpa judul

dari sudut jendela,
di balik tirai yang sedikit tersingkap,
kulihat anggun parasmu.
keindahanmu mampu kurengkuh,
meski tak tersentuh.

---
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

1.28.2008

Sekuntum Mawar Putih

sekuntum mawar putih
dengan sedikit malu, namun tak ragu
kuberikan untukmu

aku tau ia 'kan layu
namun tidak untuk kasihku

ia 'kan tetap bersemayam di sini,
di relung hati.

Surabaya, 27 Januari 2008 Pukul 00.01
---
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

11.19.2007

realitas hati

dalam kelamnya malam,
ricau serangga memecah keheningan
kulihat kerlingan bintang di sana,
seolah menemaniku dalam sepi

nyanyianmu tak mampu enyahkan kesendirianku di sini.
bukankah keramaian tak harus hilangkan sepi
bukankah sepi adalah realitas hati.

guluk-guluk, sumenep, awal nopember 2007
--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

usai sudah

gemericik air,
mengalun lirih di sela bebatuan

kicau burung,
bersahutan menyambut pagi

bening embun pantulkan sinar mentari

gundah gulana usai sudah
mlihat senyummu di sana

--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

kisahmu

kuhampiri dirimu
dalam diam
membisu

haru biru
kisahmu
pada pelukku
...

--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

sunyi

sunyi,
menghampiri tiba-tiba

hingar,
tak mampu gairahkan asa

degupan jantung,
berdebar tiba-tiba

ah...
tak mau kubermain dengan rasa
namun,
tak mampu jua kupendam s'mua

"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

8.14.2007

selamat tidur, kasih

kasih,
kala anggun rembulan menghiasi malam,
ceringai serangga bersahutan dalam kegelapan
dan,...
angin malam menyusuri setiap sudut relung

di sana kubisikkan
"selamat tidur, semoga kedamaian menyelimutimu"

'kan kudampingi dan kusambut jagamu dengan senyum
hingga tiada galau menghampiri

--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

.u.p.s.

entahlah,
semua mengalir apa adanya
tergelitik 'tuk sekedar curahkan asa
menderu, membumbung
menyelinap disela-sela lorong yang sempit
'tuk temukan cahaya,
ups.

--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

adakah senyummu di sana

kasih,
kicau burung bernyanyi
bening embun bergelayut
sambut mentari pagi

buka mata perlahan
sejenak kan kau rasakan hangatnya
resapi hingga kedamaian merasuk

semua menantimu dalam warna-warni

ah....
adakah senyummu merekah pagi ini


--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

7.25.2007

biar kuhampar cerita

kala hati tak bersua
bagaimana kan kubuka cerita

semua berbalut retorika
tanpa makna

sudahlah,
biar kuhampar saja
'tuk akhiri cerita

--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

sejuta kisah

kasih
mengendap-endap fajar menyingsing
menyapamu dalam hening
tuk singsing raih mimpi hari ini

kasih,
jangan tutup ronamu
saat lembut sinar mentari rengkuhmu
ia 'kan crita tentang sjuta kisahmu
hari ini


--

"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

4.19.2007

BelaianMu

jika aku begini,
mengharapkan surgaMu
berikan saja pada yang lain

jika aku begini,
menghindari nerakaMu
berikan saja padaku saat ini

biarkan kunikmati wajahMu
tanpa imbalan surgaMu

biarkan kunikmati belaianMu
tanpa ancaman nerakaMu

memandang,
lembut belaianMu
cukup

---
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"