Pages

2.06.2007

di antara bimbang

'maafkan aku'
smoga kata ini masih bermakna
setelah sekian kali kulukai hati

tak semudah membalik tangan
'tuk ungkapkan ketulusan
yang terperangkap pada labirin kalbu
pun pada kata yang mengalir deras
bak kebenaran

aku sampai pada kulminasi
yang tak lagi mampu bicara pada hati
logika pun enyah
terombang-ambing pada derasnya dera gelombang
terpuruk pada kebimbangan dan ketakutan (lagi)
entah mesti kemana langkah ini kuayunkan.


--
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"

terpaku bisu

kasih,
embun enggan menampakkan ujudnya
saat berpapas pada bening kasihmu
induk ayam hening mengeramkan telurnya
menyaksikan ketulusan cintamu

seolah engkau mencibir
pada sitir syair Sapardi Djoko Damono
"aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada.
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api
yang menjadikannya abu"

syair yang mengusik kalbu
namun hati tetap kelu,
bibir bergetar membisu
tak mampu ungkapkan kejujuran

sejenak kutermangu
mencari asa pada labirin relung
'tuk temukan kesejatian

kasih,
engkau memaknai teks tanpa kenal teks
engkau ejawantahkan syair tanpa kenal syair
terserap pada setiap desah nafasmu

di sini kuterpaku bisu

---
"Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Laut"